Sebuah Prolog
Terkadang saya takjub dengan apa yang terjadi kepada para perempuan di muka bumi ini. Dulu Siti Hawa (Eve) menjadi sosok yang identik dengan fenomena-fenomena mulai dari Buah Khuldi sampai gelarnya yang bermakna negatif yaitu "Hawa" yang sering disandingkan dengan "Nafsu" menjadi "Hawa Nafsu" (untungnya cuma bahasa Indonesia) dan bertahan sampai tahun ini (tahun 2011). Dilanjut dengan keberadaan Cleopatra,Siti Maryam, Maria Magdalena dan Hindun dan seterusnya.
Berbicara perempuan modern saya teringat dengan perempuan-perempuan yang belum pernah saya temui langsung, tapi mereka terkenal dan dikenal oleh orang-orang yang saya kenal - dan tidak saya kenal. Mulai dari Margaret Thatcher yang katanya tangannya terbuat dari besi (padahal ini bermakna simbolik), lalu tewasnya Lady Diana gara-gara (katanya) kecelakaan mobil, lalu sebelumnya ada Marlyn Monroe yang mati muda (padahal istri Saiful Jamil juga 'meninggal' Muda :D), lalu Megawati yang jadi Presiden (padahal bukan hasil pemilu, dan padahal juga ada Motherland yang lebih terkenal seperti Ratu-ratu Elizabeth di Inggris dan Ratu lainnya), Britney Spears, Shakira (yang nyanyi lagu Waka-waka e..e..), Lady Gaga & Beyonce (yang disangkutpautkan dengan Zionist; ingat bedakan Yahudi dengan Zionist), lkemudian ada Darsem sang TKW "pahlawan devisa" bagi Indonesia Pertiwi (prikitwit..), lalu ada Fitri di Cinta Fitri (yang katanya juga belum selesai seri-nya walaupun berpindah stasiun penyiarannya).
Sementara saya cukupkan demikian, bukan dalam artian saya tidak tahu lagi siapa perempuan-perempuan yang terkenal. Tapi karena saya takut kalau tulisan ini dianggap sebagai postingan yang lagi nembak keyword (karena terlalu banyak nama2 perempuan yang terkenal :D). Sub judulnya saja 'Sebuah Prolog', ya berarti artikel/ postingan ini adalah prolog saya untuk memulai blog saya ini (http://blog.daengdoang.com). Dan juga prolog dari tulisan-tulisan saya yang lainnya yang Insya Allah akan berlanjut serinya tentang kajian Budaya Feminin (ingat.. pake n bukan Feminim) dan (mungkin) penolakan saya terhadap Emansipasi. Dan juga postingan dengan tema lainnya..
Sengaja pada judul dan content, diksi-nya menggunakan Perempuan daripada Wanita atau sebutan lainnya, karena saya tahu para pembaca mengenal ke-etis-an makna Perempuan dibandingkan sebutan yang lainnya. Sebenarnya tulisan ini juga merupakan intermezzo dan prolog saya mengenai perempuan-perempuan yang pernah saya kenal mulai dari Mamah (panggilan sayang untuk perempuan yang melahirkan,membesarkan, mendidik saya), Kakak-Adik saya (yang semuanya perempuan), saudara-saudara saya, teman-teman saya yang memiliki mimpi-mimpi yang sangat menakjubkan, dan anda yang mungkin suatu saat akan menemani hidup saya sebagai Bidadari Rumah Tangga dan Ibu dari anak-anak saya (tentunya Perempuan). :D addeuh..
Mohon maaf tulisan-nya tidak sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. (karena saya bukan mahasiswa berlabelkan sastra atau Bahasa). Yang penting bisa tertuang sesuai aturan Blogging (minimalnya aturan yang saya bikin sendiri..hehe..). Dan saya harap semoga tidak ada yang tersinggung, karena saya tidak bermaksud menyinggung suatu pihak. Dan ingat judulnya itu Catatan (tentang) Perempuan. Ya sudah jelas isinya tentang perempuan, kalo tentang Laki-laki saya bakal menulis tentang Napoleon Bonaparte, atau tentang M. Nazaruddin Azhar yang terkenal itu. :DPesan #1 saya untuk para perempuan di muka bumi maupun yang tidak di muka bumi:Jadilah makhluk Allah yang dikenal karena kebaikan (sering berderma, bersedekah, membantu sesama), dan jangan jadi Makhluk Allah yang terkenal karena sesuatu yang yang menurut kode etik Perempuan (dan Laki-laki) termasuk perbuatan yang buruk :D
Ciwidey, 6 September 2011