29Agustus silam daeng pernah datang ke sebuah tempat..
Gak disangka ternyata hal yang daeng takutkan terjadi begitu saja ketika baru melangkahkan kaki ke suatu ruangan..
Semua hampa.. hembusan angin pun hampir tidak terasa sedikitpun..
[Ingin rasanya daeng pergi ke negeri orang.. ke negeri di mana di sana takkan pernah ada yang namanya cinta..] tapi langkah kaki daeng hanya menuntun untuk segera keluar dari ruangan itu.. dan kaki daeng daeng hanya mengizinkan daeng untuk mengucapkan 2 buah kata.. tidak lebih.. bahkan ia tidak mengizinkan daeng untuk pergi ke tempat selain masjid..
Di ujung wudlu.. air segar membasahi kedua kaki daeng.. ingin rasanya daeng menarik kembali seluruh umpatan yang daeng ucapkan selama ini mengenai fisik.. fisik siapapun..[wudlu menyadarkan kita untuk mensyukuri segala anugerah Allah!]
Hari itu hari jum’at di mana waktu dzuhurnya berbeda..[untuk kaum adam]
Setelah sekian lama daeng mengunjungi beberapa ruangan untuk menebar salam dan silaturrahmi.. akhirnya daeng diberi kesempatan lagi untuk bermunajat dan bertemu Allah.. walaupun hanya di dalam rangkaian shalat jum’at..
Khatib menjelaskan jelasnya bulan Ramadhan sebagai bulan penuh rahmat..
Bulan penuh ampunan..
Bulan yang istimewa..yang beda..yang pula diistimewakan...
Katanya shummu tashihhu.. shaumlah kamu sekalian niscaya kamu akan sehat...
Begitu indah lantunan dakwah yang dituturkan oleh khatib kala itu.. Kutipan sabda Rasulullah itu sangat jelas menggema di koridor masjid di mana daeng duduk di sana..[alhamdulillah daeng kebagian tempat sholat, padahal waktu itu masjid di sana sangat penuh sesak dan dalam kondisi under construction]
Di akhir khutbahnya.. kita para ”peserta sidang jum’at” diajak bermunajat bersama.. berharap bersama semoga orang-orang yang mengenal dan dikenal oleh kita mendapatkan ampunanNya.. dan semoga semua orang yang sakit mendapatkan anugerah dariNya berupa kesembuhan dan kesembuhan... juga semoga rumah sakit di sana menjadi mercusuar yang menerangi segala kebutuhan dunia kesehatan..
Hati daeng bergumam.. Allahumma antasy-syafii.. [hanya permulaan saja doa yang daeng ucapkan.. daeng udah lupa bagaimana doa bagi orang yang sakit.. dulu ketika SD, daeng sangat hapal betul doa ini.. mungkin karena terlalu banyak ucapan kotor yang daeng ucapkan tiap detik belakangan ini... sehingga ketika bermunajat bibir ini terasa membisu.. tapi tak apalah.. Allah pasti mendengar doa hambaNya walaupun hanya menggunakan bahasa Indonesia..]
Yaa Allah sembuhkan dia..
Khutbah ditutup dengan 2 rakaat sholat jumat.. [indah rasanya bila setiap sholat daeng selalu merasa ikhlas dengan apa yang tejadi selama ini dan juga apa yang akan terjadi nanti..]
Berlanjut ke bagian 2..
Gak disangka ternyata hal yang daeng takutkan terjadi begitu saja ketika baru melangkahkan kaki ke suatu ruangan..
Semua hampa.. hembusan angin pun hampir tidak terasa sedikitpun..
[Ingin rasanya daeng pergi ke negeri orang.. ke negeri di mana di sana takkan pernah ada yang namanya cinta..] tapi langkah kaki daeng hanya menuntun untuk segera keluar dari ruangan itu.. dan kaki daeng daeng hanya mengizinkan daeng untuk mengucapkan 2 buah kata.. tidak lebih.. bahkan ia tidak mengizinkan daeng untuk pergi ke tempat selain masjid..
Di ujung wudlu.. air segar membasahi kedua kaki daeng.. ingin rasanya daeng menarik kembali seluruh umpatan yang daeng ucapkan selama ini mengenai fisik.. fisik siapapun..[wudlu menyadarkan kita untuk mensyukuri segala anugerah Allah!]
Hari itu hari jum’at di mana waktu dzuhurnya berbeda..[untuk kaum adam]
Setelah sekian lama daeng mengunjungi beberapa ruangan untuk menebar salam dan silaturrahmi.. akhirnya daeng diberi kesempatan lagi untuk bermunajat dan bertemu Allah.. walaupun hanya di dalam rangkaian shalat jum’at..
Khatib menjelaskan jelasnya bulan Ramadhan sebagai bulan penuh rahmat..
Bulan penuh ampunan..
Bulan yang istimewa..yang beda..yang pula diistimewakan...
Katanya shummu tashihhu.. shaumlah kamu sekalian niscaya kamu akan sehat...
Begitu indah lantunan dakwah yang dituturkan oleh khatib kala itu.. Kutipan sabda Rasulullah itu sangat jelas menggema di koridor masjid di mana daeng duduk di sana..[alhamdulillah daeng kebagian tempat sholat, padahal waktu itu masjid di sana sangat penuh sesak dan dalam kondisi under construction]
Di akhir khutbahnya.. kita para ”peserta sidang jum’at” diajak bermunajat bersama.. berharap bersama semoga orang-orang yang mengenal dan dikenal oleh kita mendapatkan ampunanNya.. dan semoga semua orang yang sakit mendapatkan anugerah dariNya berupa kesembuhan dan kesembuhan... juga semoga rumah sakit di sana menjadi mercusuar yang menerangi segala kebutuhan dunia kesehatan..
Hati daeng bergumam.. Allahumma antasy-syafii.. [hanya permulaan saja doa yang daeng ucapkan.. daeng udah lupa bagaimana doa bagi orang yang sakit.. dulu ketika SD, daeng sangat hapal betul doa ini.. mungkin karena terlalu banyak ucapan kotor yang daeng ucapkan tiap detik belakangan ini... sehingga ketika bermunajat bibir ini terasa membisu.. tapi tak apalah.. Allah pasti mendengar doa hambaNya walaupun hanya menggunakan bahasa Indonesia..]
Yaa Allah sembuhkan dia..
Khutbah ditutup dengan 2 rakaat sholat jumat.. [indah rasanya bila setiap sholat daeng selalu merasa ikhlas dengan apa yang tejadi selama ini dan juga apa yang akan terjadi nanti..]
Berlanjut ke bagian 2..